Pengedar Sabu di Karawang Bawa Senjata Api

Senjata api foto

BANDUNG - Petugas Ditres Narkoba Polda Jabar menangkap seorang pengedar sabu-sabu di Kabupaten Karawang yang selalu diselengkapi dengan senjata api rakitan jenis revolver.

"Pelaku diketahui Rudhy Hariyanto, dia diangkap di pinggir Jalan Raya Tanjungpura, Kabupaten Karawang belum lama ini," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Sulistyo Pudjo Hartono, kepada wartawan, Jumat (23/1/2015). 

Saat ditangkap, sambung Pudjo, pelaku mengantongi satu paket sabu-sabu yang diduga akan dijual kepada seseorang. Kemudian, polisi melakukan pengembangan. Alhasil, di tempat kostnya, polisi mendapat barang bukti berupa 10 paket sabu siap edar.

“Anggota juga mendapatkan barang bukti satu pucuk senjata api rakitan dan 33 peluru kaliber 9 mm yang tersimpan di samping meja,” bebernya.

Disinggung kegunaan senpi rakitan tersebut, Pudjo mengaku pihaknya masih melakukan pendalaman. Pasalnya, beberapa di antara peluru tersebut diduga telah digunakan dan menyisakan selongsong.

“Nanti kita perdalam apakah ini senpi pernah dipakai untuk kejahatan lain atau tidak. Karena beberapa peluru sudah pernah dipakai,” jelasnya.

Untuk kepentingan penyelidikan, kini Rudhy ditahan di Rutan Mapolda Jabar. Dia dijerat dengna Pasal 114 ayat (1) sub Pasal 112 ayat (1) sub Pasal 127 ayat (1) huruf a UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika dengan ancaman 20 tahun penjara.

Selain itu, atas kepemilikan senjata api, tersangka pun dijerat dengan UU Darurat No 12 tahun 1951 yang ancaman hukumannya diatas lima tahun penjara.

Nasi Jinggo Bali, Sederhana dan Murah Meriah...

Nasi Jinggo

DENPASAR, KOMPAS.com - Nasi Jinggo sudah menjadi ciri khas nasi rakyat yang fenomenal. Kenyataannnya, nasi jinggo hingga kini memiliki kesan nasi rakyat, nasi sederhana, murah dan meriah. Seperti yang diungkapkan penjual nasi jinggo asal Denpasar, Bali, Nengah Surati (54).

“Kalau zaman dulu sih yang namanya nasi jinggo itu nasinya para sopir, buruh bangunan, buruh 'suwun' (tukang panggul). Harganya murah, pertama kali 'tiang' (saya) jualan nasi jinggo hanya seribu rupiah per bungkus, dulu sekali, lupa tahunnya,” kata Nengah Surati, di Denpasar, Sabtu (17/1/2015).

Surati menjelaskan bahwa nasi jinggo setiap harinya bisa dijual di sepanjang jalan, warung lesehan ataupun angkringan. Harganya juga beragam, antara Rp 3.000 hingga Rp 5.000 tergantung lauk pauknya. Tapi jika nasi jinggo akan disuguhkan dalam acara arisan, kawinan, potong gigi atau acara apa pun di Bali, harga disesuaikan permintaan pembeli dengan porsi yang layak dan harganya bisa mencapai Rp 10.000.

“Kalau yang dijual di jalan-jalan rata-rata harganya Rp 3.000. Tapi kalau ada pesanan dengan isinya yang banyak, ya harganya berbeda. Biasanya 'tiang' (saya) kasih harga Rp 10.000 dengan lauknya yang lebih banyak, biasanya ada tambahan sate lilit,” tambahnya.

Yang menjadi ciri khas nasi jinggo adalah nasi bungkus daun pisang dengan isi nasi yang pulen, sedikit daging ayam, sambal goreng tempe dan sambal yang super pedas.

Tapi jika nasi jinggo pesanan dengan harga lebih mahal, bisa ditambah telor asin, sate lilit atau sate daging ayam, kacang goreng dan sayur tumis. Berapa pun harganya, yang namanya nasi jinggo hanya ada di Bali.